WANITA YANG KUKIRA ISTERIKU TERNYATA JIN PENUNGGU TELAGA WARNA

Undangan berwarna biru dengan tulisan warna emas yang tercetak rapi,
tergeletak diatas meja makan. Hal tersebut mendorongku untuk segera
membuka dan membacanya walaupun perutku sudah berbunyi keroncongan
minta diisi.
Isteriku berkata " Mas, Itu undangan dari Jakarta untuk
hari Sabtu depan. Itu lho, Bu Kuncoro yang di Cikini mantu, kita
datang ya !, kan salah satu famili dekat ". Sambil membaca kartu
undangan itu aku manggut-manggut tidak menyahuti kata-kata isteriku.
Isteriku membujuk lagi dengan berkata : " Maas, kan sudah
beberapa bulan ini kita tidak ke-Jakarta, aku sudah kangen dengan
keluargaku, pasti semua datang ke-pestanya ", disambung dengan
rayuannya lagi " Sekali-sekali pergi menghilangkan stress khan boleh.
Jakarta dekat ini, ya Mas, ya.... ". Setelah menyelesaikan membaca
undangan itu Aku kemudian menatap Isteriku dan mengangguk-kan kepala
tanda setuju sambil tanganku meraih sendok dan segera menyantap makan
malam.
Isteriku melonjak kegirangan dan berteriak kepada putri
kami yang tiga bulan lagi berumur dua tahun " Nanda, nanti kita
jalan-jalan ke Jakarta sama Papa".
Tak terasa hari Sabtu-pun tiba dan dan putriku Nanda
sudah tiga kali menanyakan kapan akan berangkat jalan-jalan seperti
yang dijanjikan oleh Ibunya. Setelah menaikkan semua tas dan
perlengkapan keatas mobil, kamipun berangkat dari Bandung menuju
Jakarta.
AWALNYA.....
Sejak kawin tiga tahun yang lalu, kami pindah dari Jakarta
dan menetap di Bandung karena tugas dari kantor-ku. Kami tinggal
dirumah kontrakan yang tidak terlampau besar dan beruntung mendapat
fasilitas kendaraan berupa mobil dari kantor sehingga kadang-kadang
kami bisa pergi bertamasya ketempat-tempat rekreasi dengan menggunakan
mobil kantor, seperti saat ini.
Udara pagi yang sejuk terhisap memasuki paru-paru
menimbulkan suasana yang tenang dan menggembirakan, pemandangan
dikiri-kanan jalan sangat indah, apalagi lepas dari Cianjur mendekati
Puncak. Putri-ku Nanda tak henti-hentinya bertanya ini-itu mengenai
hal-hal baru yang dilihatnya dan rasa senangnya karena diajak naik
mobil pergi bertamasya.
TELAGA WARNA PUNCAK
Setibanya di Puncak, Isteriku menyarankan dan berusaha
membujuk-ku untuk berhenti sebentar beristirahat di Telaga Warna
Puncak menikmati udara sejuk nan menyegarkan. ' Kalau saja aku bisa
mengetahui peristiwa menggetarkan hati yang kelak akan terjadi, pasti
akan kutolak mentah-mentah permintaan Isteriku itu......... '
Aku meminggirkan mobil dan parkir di-kawasan Telaga Warna,
Isteriku menarik-narik tanganku sambil membimbing Nanda kearah tepi
telaga dan duduk dengan santai sambil tak henti-hentinya mengoceh.
Nanda dan aku mendengarkan dengan asyik.
Ia menceritakan berbagai hal menarik yang akan
dilakukannya di Jakarta dan keinginan-keinginannya setibanya nanti
di-Jakarta, juga pesta perkawinan yang pasti akan sangat meriah yang
akan kami hadiri dan belanja oleh-oleh kesukaannya saat akan pulang ke
Bandung. Tak terasa waktu berlalu dengan cepat, setelah puas menikmati
keindahan disekitar telaga, kemudian kami-pun meninggalkan Telaga
Warna dan melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Saat itu, jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi sedang dalam
proses pembuatan dan belum selesai, sehingga untuk ke-Jakarta masih
harus melalui jalan Bogor lama.
Setibanya di-Bogor, Isteriku meminta mampir di-toko roti
terbesar di Bogor saat itu untuk membeli roti dan penganan pengisi
perut selama perjalanan. Nanda kecapean dan terlihat tidur dengan
lelapnya di Jok belakang, dan aku malas untuk turun, jadi Isteri-ku
turun sendirian dan pergi masuk ke-toko roti tersebut untuk
berbelanja.
Aku menunggu dimobil bersama Nanda yang tertidur pulas.......
ISTERIKU DENGAN PARFUM BAU KEMBOJA
Sekejap kemudian terlihat sesosok wanita yang persis
berwujud Isteriku mengenakan pakaian seperti yang dipakai Isteriku
sambil membawa bungkusan besar berisi roti dan makanan lainnya datang
mendekat kemobil. Tentu saja segera kubukakan pintu mobil karena
kusangka Isteriku. Saat ia masuk kemobil sekilas tercium bau bunga
kamboja bercampur menyan yang membuat bulu kudukku berdiri.
Akan tetapi karena melihat wajah Isteriku yang
berseri-seri dan berkata bahwa ia telah membelikan beberapa roti
kesukaanku maka aku segera melupakan hal aneh yang muncul bersamaan
dengan kedatangan Isteriku ini.
Mobil ku-stater dan kemudian meluncur pergi dari toko roti
di-Bogor guna melanjutkan perjalanan ke-Jakarta. Sayangnya mataku
kurang jeli, sehingga tidak melihat bahwa beberapa detik sebelum mobil
keluar dari area toko roti, Isteriku yang asli muncul dipintu toko
dengan membawa bungkusan besar berisi roti dan melihat mobilku
meluncur pergi dengan membawa wanita lain.
ISTERI ASLIKU MARAH BESAR
Isteriku marah besar dan mengira bahwa aku telah pergi
(lari) meninggalkannya dengan membawa wanita lain, seketika itu juga
dibantingnya bungkusan hasil belanjaanya dan dengan air mata
bercucuran kemudian lari pulang ke-Bandung. Hatinya dipenuhi dengan
emosi, cemburu, marah, sedih dan kesal bercampur jadi satu. Mulutnya
membisikkan kata-kata ancaman yang lirih " Awas kalau pulang nanti
", berkali-kali tanpa henti sepanjang perjalanan kembali ke-Bandung.
Fikirannya yang dipenuhi rasa marah dan cemburu, terus
bertanya-tanya, siapakan wanita yang menjadi simpanan suaminya itu dan
telah pergi bersama suaminya ?. Mengapa dirinya ditinggalkan begitu
saja tanpa menengok sedikitpun, sungguh tak berperasaan. Bagaimana
dengan anaknya Nanda, apakah dia sedang menangis menanyakan ibunya
atau sedang apa ?, jahat sekali suaminya itu, akh kalau saja tahu hati
suaminya seculas itu, tak akan mau dia diperistri bila hanya untuk
disakiti hatinya. Rasa benci menyeruak di-hatinya yang sedih dan luka
bagai tertusuk sembilu.
Sesampainya dirumah langsung ia membanting dirinya keatas
tempat tidur dan menangis tersedu-sedu sambil tak henti-hentinya
mengeluarkan ancaman........
ISTERIKU BERMANJA-MANJA KEPADAKU
Sementara itu tidak sedikitpun terlintas difikiranku
mengenai keadaan Isteriku itu dirumah, malah aku terlibat dengan
pembicaraan yang romantis dengan wanita yang kukira Isteriku ini.
Selama dalam perjalanan ini aku sangat menikmatinya, karena tidak
tahu kenapa istriku bertambah-tambah genit dan manja-nya terhadapku,
hingga beberapa kali pipiku diciumnya mesra yang membuat hatiku
semakin berbunga-bunga.
Isteriku ini kemudian merapatkan duduknya dan merebahkan
kepalanya kepundakku dan berkata " Maas, kalau bisa aku ingin
peristiwa ini jangan cepat berlalu ". Aku berfikir sambil membathin,
lho ini khan masih awal dan masih banyak lagi waktu sesampaimya di
Jakarta nanti. Sewaktu rambutnya menyentuh pipiku, saat itu kembali
sekilas tercium bau wangi bunga kamboja bercampur menyan, sehingga
bulu kudukku berdiri lagi. Ihh....... Dalam hati aku berjanji
membelikan shampo luar negeri untuk isteriku, karena bau wangi shampo
yang ia gunakan sekarang ini menimbulkan rasa takut dihatiku.
SETIBA DI JAKARTA
Akhirnya setelah tiba di Jakarta, Aku langsung menuju ke
hotel yang terdekat dari Cikini, dan memesan kamar untuk satu malam,
karena ingin beristirahat sejenak menjelang resepsi malam nanti. Nanda
sangat senang dan bernyanyi-nyanyi kecil dengan lucunya sambil
menyentuh barang-barang hiasan yang ada dikamar hotel. Lagaknya bagai
kupu-kupu yang terbang mengitari bunga-bunga yang sedang mekar
mewangi.
Sore hari, setelah memandikan Nanda, Isteriku mengajak
mandi bersama, ini sebetulnya diluar dari kebiasaannya, tapi tentu
saja aku mau, permintaan seperti ini jelas nggak akan kutolak. Didalam
kamar mandi, isteriku mesra berbisik meminta hubungan intim, awalnya
aku kurang setuju, tapi dengan sangat ahli ia membangkitkan hasrat
kelaki-lakianku......
Koper dibuka dan pakaian-pakaian didalamnya dicoba dan
dipatut-patutkan ke tubuhnya sambil bergaya didepan kaca, hingga
akhirnya ia memutuskan menggunakan baju warna hijau yang memang serasi
dengan warna kulitnya yang putih.
ACARA RESEPSI BERLANGSUNG MERIAH
Acara resepsi pernikahan putra Bu Kuncoro sangat meriah
dan memang banyak keluarga datang, tentu saja bagaikan reuni keluarga
besar, kami saling bertanya dan bercerita situasi terakhir dalam
keluarga dengan gembira. Beberapa kali Nanda datang kepadaku minta
dibersihkan pipinya yang berwarna merah bekas lipstik karena dicium
gemas oleh tante-tantenya. Saat foto bersama, mulanya Isteriku menolak
keras, tapi setelah didesak-desak akhirnya mau juga. Beberapa famili
mengajak kami bermalam dirumah mereka tapi dengan halus kutolak karena
sebelumnya sudah memesan kamar dihotel.


Akhirnya acara resepsipun usai sudah dan satu demi satu
para tamu pamit pulang, demikian juga kami. Dalam perjalanan kembali
ke hotel terlihat sekali isteriku sangat bahagia karena celotehnya
yang sangat bersemangat mengenai suasana resepsi tadi, dimana aku
hanya mendengar dan meng-iyakan ucapan-ucapannya saja.
BERGAIRAH DAN MENGAJAK BERCINTA
Nanda terlihat kelelahan dan segera tertidur pulas begitu
kepalanya menyentuh bantal tempat tidurnya, melihat putrinya telah
tertidur. Isteriku melepaskan pakaian pestanya satu demi satu sambil
menggerakkan tubuhnya dengan erotis, berusaha memancing gairahku, dan
setelah terlepas semuanya langsung menerkam diriku dan mengajak
bercinta.
Malam itu entah beberapa kali hubungan intim telah kami
lakukan hingga rasanya tulang-tulangku hampir terlepas karena
kelelahan melayani hasratnya yang tak pernah padam, sehingga saat
matahari telah tinggi kami masih tertidur kelelahan.
Lewat tengah hari baru kami berangkat pulang ke Bandung.
Perjalanan pulang agak lambat karena kami banyak berhenti untuk
belanja oleh-oleh, lagi pula aku menjalankan kendaraan perlahan karena
masih agak mengantuk. Nanda sepanjang jalan kembali tertidur pulas,
mungkin karena masih kelelahan, sekilas terlihat senyum manis
dibibirnya.
KEMBALI KE TELAGA WARNA
Menjelang magrib saat mobil mendekati Puncak, Isteriku
mendesak untuk berhenti sebentar agar kembali beristirahat di Telaga
Warna, aku menolak karena perjalanan masih jauh lagipula sudah
menjelang Magrib. Tapi karena ia terus bersikeras dengan bujukan dan
alasan yang kadang menurutku sulit diterima akal, maka akhirnya aku
mengalah dan memarkir mobil di kawasan Telaga Warna. Saat itu suasana
masih agak terang.
Nanda, walaupun sudah terbangun tapi masih menggeliat
malas untuk berjalan, sehingga kubopong turun mengikuti isteriku ke
tepi telaga, setelah duduk suasana menjadi santai, Isteriku berkata
dengan serius kepadaku, bahwa perjalanan ini tak akan pernah
dilupakannya dan Ia mencium pipiku berkali-kali guna lebih menguatkan
kata-katanya. Kelakuannya ini ku-rasakan agak aneh seakan dia tidak
akan pernah bertemu denganku lagi........
MENGAPA "DIA" TERJUN KE TELAGA ?
Saat terdengar Adzan Magrib mendayu-dayu, tiba-tiba dengan
tak tersangka-sangka Isteriku menerjunkan dirinya kedalam Telaga
Warna, tentu saja aku terkejut setengah mati apalagi mendengar putriku
berteriak histeris dan kemudian menangis meraung-raung
memanggil-manggil ibunya, " Mamaaaa......maama..."
Setelah menunggu beberapa saat dan tidak muncul juga dari
dalam telaga, maka akupun berteriak-teriak memanggil namanya dan
langsung terjun kedalam air telaga untuk mencari Isteriku, beberapa
orang berkumpul melihat kelakuanku yang aneh, kucoba menjelaskan
peristiwa yang terjadi dengan suara terbata-bata dan tubuh gemetar
kebingungan, beberapa orang kemudian tergerak untuk ikut terjun
berusaha mencari isteriku didasar telaga. Beberapa wanita yang ada
berusaha membujuk mendiamkan putriku yang terus menangis.
Setelah mengobak seluruh telaga selama lebih dari dua jam
dibantu oleh banyak orang tanpa hasil. Dengan baju basah kuyup dan
tubuh menggigil kedinginan serta perasaan yang tak menentu karena
sangat sedih, maka akupun memutuskan untuk kembali ke Bandung dan
berniat untuk melakukan pencarian lanjutan esok pagi. Apalagi Nanda
terus menangis memanggil-manggil ibunya yang telah terjun kedalam
telaga dan tidak berhasil ditemukan. Saat itu fikiranku terus
bertanya-tanya " Mengapa Istriku tega sampai berbuat begitu ? Apa
salahku ?.... setelah begitu lama tidak muncul dari dalam air apakah
mungkin ia telah mati !!.......
PULANG KERUMAH DI BANDUNG
Aku menjalankan mobil pulang ke Bandung sambil ngebut agar
cepat sampai di rumah, dan berniat untuk mengabari saudara-saudaraku
perihal Istriku, agar mereka esok membantu dalam upaya pencarian.
Dengan perasaan sangat sedih dan terpukul atas musibah ini, akupun
masuk kedalam rumah dan..........
Mendengar suara mobil memasuki rumahnya, Isteriku yang
masih belum tidur, bangun dan meloncat mengintip dari jendela kamar,
mengetahui bahwa suaminya pulang, timbullah lagi rasa marah atas
perbuatan suaminya yang disangkanya pergi meninggalkan dia sendirian
ditoko roti di-Bogor bersama wanita yang tidak dikenalnya.
Diambilnya sepatu hak tingginya dan berlari ke pintu depan........
Betapa terkejutnya aku ketika membuka pintu depan,
sepasang sepatu hak tinggi mendarat telak dikepalaku, dan pelakunya
tak lain adalah ternyata isteriku.........
TERNYATA ISTERIKU MASIH HIDUP
Wajahku pucat pasi kaget setengah mati, bahkan aku
ketakutan bagai melihat hantu, sehingga tak terasa sakitnya kepalaku
yang benjol-memar karena terlempar sepatu. Bagaimana mungkin isteriku
yang hilang tenggelam di Telaga Warna ternyata malah sekarang muncul
dihadapanku dengan wajah marah menakutkan dan suara menggelegar keras,
mengumpat dan memaki. Dengan terpana-bengong dan perasaan tak karuan,
aku cuma bisa berdiri mematung didepan pintu. Istriku masih terus
melemparkan segala macam benda kearahku sambil memaki-maki. Nalarku
masih kacau belum jalan, aku tak berusaha menghentikannya, masih
bingung.
" Ka..kaau ...ternyata masih hidup, kukira sudah mati
tenggelam ", kataku ketakutan dan dengan suara terbata-bata. Setelah
mendengar kata-kataku, dan melihat keadaan diriku yang kacau, Isteriku
malah bingung, apalagi kemudian Nanda menghambur masuk dan memeluk
ibunya sambil berteriak keras : " Mama... jangan lompat lagi ke danau,
Nanda takuuut ". Terkejut Isteriku sehingga terlupakan kemarahannya,
dan matanya melotot menatap kearahku minta penjelasan, sambil mendekap
Nanda yang menangis sesenggukan dipelukannya.

Aku sendiri masih belum bisa mencerna dengan baik atas
situasi yang tak terduga-duga ini dan terpaku keheranan. Melihat aku
tidak memberikan jawaban, timbullah lagi marahnya dan berteriak keras
mengejutkanku " Mengapa kau tinggalkan aku sendirian di Bogor, dan
siapa wanita sialan itu ! ". Fikiranku berusaha menyimak kata-katanya,
... ditinggal di Bogor ?, siapa wanita itu ? apa yang terjadi ?
bukankah aku pergi dengannya ke Jakarta ? lalu siapa kalau begitu
wanita yang menyerupai dirinya dari Bogor hingga terjun ke telaga ?
BARU KUSADARI BAHWA YANG BERSAMAKU ITU BUKAN ISTERIKU
Tiba-tiba aku berteriak keras : " Tidaaaaaaak ! ", " Aku
tidak tahu bahwa itu bukan kau !, mahluk itu menyerupai kau kukira
itu kau " lanjutku keras. Kemudian aku memeluknya dan berkata dengan
penuh perasaan : " Syukurlah bahwa kau masih hidup, kukira sudah
matiiiii ! "
Karena aku memeluknya seakan takut kehilangan dirinya,
cairlah emosinya dan tenang, kemudian meminta penjelasan lengkap
dariku.
Kujelaskan kronologis kejadiannya, tentu saja dengan
menyembunyikan bagian hubungan intimku dengan mahluk itu, tak percaya
Isteriku atas ceritaku yang tak masuk diakalnya, untuk lebih
meyakinkannya kuajak dirinya untuk menelepon interlokal ke Jakarta.
JADI YANG BERSAMAKU ITU MAHLUK JEJADIAN ?
Terkejut Pamannya mengetahui kejadian ini, atas
permintaanku dan keingin-tahuannya atas peristiwa yang terjadi ini,
esok harinya dengan kereta-api terpagi segera ia berangkat ke Bandung.
Pamannya sendiri dengan bersumpah meyakinkan Isteriku
bahwa aku, suaminya saat itu datang ke resepsi pernikahan bersama dia,
Isterinya, malah foto-foto keluarga bersama, nanti bila sudah
di-afdruk akan dikirim ke Bandung. Paman terpaksa bermalam di Bandung
karena Isteriku sangat terpukul dan histeria dengan kejadian ini,
masih belum masuk diakalnya kejadian ini bisa terjadi.
Keesokan harinya salah seorang putra paman datang dengan
keluarga yang lainnya dan ikut meyakinkan isteriku dengan kesaksian
mereka dan membawa hasil cetakan foto-foto perkawinan, mereka dengan
sangat bingung memperlihatkan foto yang ada diriku, putriku Nanda
sedang menggandeng bayangan kosong. Ternyata mahluk berwujud isteriku
itu tidak nampak dikertas foto.......
Tiba-tiba isteriku terhuyung, dengan cepat kupeluk
tubuhnya agar tidak jatuh, ternyata ia pingsan. Kejadian ini begitu
dahsyat menghantam jiwanya hingga tidak tahan.
Mungkin terbayang difikirannya apa saja yang mungkin
dilakukan oleh suaminya terhadap mahluk itu karena mengira bahwa
mahluk itu adalah dia isterinya. Siapa yang tahu kecuali aku dan
iih... mahluk yang menjijikan itu.

SIAPAKAH SESUNGGUHNYA YANG BERSAMAKU ITU DI JAKARTA ?
Hingga saat ini semua masih tak mengerti, siapakah
sesungguhnya wanita yang bersamaku itu, yang naik kemobilku mulai
dari toko roti di Bogor, tidur dihotel bersamaku yang akhirnya terjun
ke Telaga Warna ?. Demikian juga yang ada difikiran Isteriku dan
keluarganya..........
Sedangkan Nanda masih sering bercerita kepada keluarga
yang datang bahwa dirinya sangat senang diajak pergi jalan-jalan ke
Jakarta bersama ibunya, menginap dihotel, pergi kepesta, ia masih
belum bisa mengerti bahwa dengan siapa dia pergi itu bukan ibunya
asli............
Suatu malam aku bermimpi didatangi oleh mahluk hijau yang
menyeramkan, berbadan reptil seperti bunglon tapi kepalanya menyerupai
Isteriku, ia minta maaf telah mengacaukan keluargaku dengan mewujud
dan menggantikan Isteriku pergi ke Jakarta. Itu karena dia tertarik
mendengar celoteh Isteriku yang mesra ditepi telaga mengenai enaknya
bepergian ke pesta pernikahan, jadi ia ikut dalam mobilku karena ingin
tahu, begitu melihat Isteriku pergi masuk ke toko roti, ia mendapat
kesempatan dan mendahului masuk kemobil dengan mewujud menyerupai
Isteriku.
Mahluk itu bilang bahwa ia sangat menikmati perjalanan
itu dan tidak akan pernah melupakannya, berharap demikian juga
denganku. Akhirnya dia minta maaf atas segala perbuatannya itu dan
juga minta maaf kepada Isteriku.
Hatiku yang tadinya emosi mendengar pengakuannya akhirnya
luluh dan memaafkannya karena melihat tetesan air mata dipipinya tanda
penyesalan dan ketulusan hatinya.
Mahluk itu kemudian lenyap setelah sebelumnya mendoakan
agar keluargaku selalu rukun-rukun dan bahagia........


Seperti diceritakan kepada H. Mohammad B.I.

Tersesat di Alam Lelembut

Ditulis Oleh Veren Fortun Friday, 01 May 2009

Cerita ini merupakan pengalaman pribadi penulis saat pertama belajar
ilmu terawangan. Supaya lebih hidup penulis dipanggil " Aku ".
Berawal dari coba-coba, aku naik turun gunung mencari guru spritual
yang handal. Bahkan majalah kesayangan ini pun tak luput dari dahaga
akan ilmu ghaib. Aku terus mencari keberbagai tempat, mulai dari
memasuki hutan angker di punden-punden keramat, sungai, dan lain-lain
hanya untuk sekedar mengasah kemampuan diri yang kumiliki. Aku
ditemani oleh pak Asor, sebagai guru spritual. Tak jarang pepatah
bilang " Ilmu ginawuh kelawan lelaku " betul-betul dirasakan.
Sebagai Odi, seorang pemuda belia yang masih ngangsu kaweruh akan ilmu
yang dimiliki, aku tak pernah putus asa untuk terus menguji kemampuan.
Sehingga suatu hari pak Asor menyuruh Odi untuk pergi ke hutan, untuk
mencari tempat agar Odi bisa benar-benar merasakan kemampuan yang
dimiliki.
Malam pencarian pun tiba. Di suatu malam yang semakin mencekam, Odi
memulai perjalanan. Tampak langit begitu gelap, tetapi beberapa menit
kemudian sang dewi malam muncul dengna sinar terangnya. Aku mulai
memasuki hutan, berjalan setapak demi setapak dengan memegang sebuah
senter berukuran kecil yang kubawa diam-diam.
Hingga tiba-tiba.....
Brukkk!!! Aku terjatuh, tersandung sebuah batu, senterku jatuh entah
kemana. Kulihat ada sebuah batu yang menhalangi langkahku. Kakiku
terasa sakit, aku mencari senterku di sekitar batu yang membuatku
jatuh, tetap tidak kutemukan. Aku lelah mencari, akhirnya kuputuskan
terus melangkah walau tanpa senter. Aku tetap bertekad untuk
melanjutkan langkahku. Suasana semakin hening, yang terdengar hanyalah
langkah kakiku, suara-suara binatang malam yang terus menggoda
keberanianku, suara jangkrik yang berloncatan, suara kodok pun ikut
menemani, juga udara malam pun menyelimuti tubuhku. Sang dewi malam
pun tersenyum manja melihatku seorang diri menyusuri hutan, sinarnya
membantu memudahkan langkahkku. Pohon-pohon menjulang tinggi, udara
malam yang membuat tubuhku semakin kedinginan. Semua itu tidak
meruntuhkan langkahku. Aku berjalan setapak demi setapak, hingga
akhirnya aku berhenti di sebuah sungai yang dihiasi oleh air terjun
yang menjulang tinggi mengalir dengan derasnya. Tampak batu-batu besar
berada di situ, dan air terjun pun ikut menghiasi keindahan sungai
ini. Terdengar gemericik air yang berjatuhan, aliran sungai yang
jernih yang membuatku tak sabar untuk menyentuhnya. Aku duduk di atas
batu besar, bertepatan dengan mengalirnya air terjun dan mulai
berkonsentrasi. Aliran air terjun membasahi tubuhku. Aku duduk
bersila, memejamkan mata, sambil berkonsentrasi. Beberapa jam
kemudian, aku melihat sebuah sinar remang-remang. Aku terus mengikuti
sinar itu hingga semakin jelas berwarna putih, merah dan
kebiru-biruan, semuanya tercampur menjadi satu. Cahaya itu menarikku
sehingga kutemukan sebuah lorong kecil, semakin kudekati, tampak
semakin jelas hingga kumerasa seolah-olah aku sudah berada di dunia
yang berbeda.
Mungkin inikah alam hunian yang jadi penasaran kaum kebatinan..? Deg,
jantungku berdetak kencang, terlihat beberapa penampakan-penampakan.
Aku berusaha kontempelasi dengan penghuni di jagad ghaib
" Assalammu'alaikum ya ghaibitullah..." kataku.
Agak lama terdengar....
Hmmm, " Siapa kisanak...?"
" Ada keperluan apa mengusik alam kami....?", tegasnya dengan wajah
sangar. Terlihat aura merah yang pekat, wujudnya bagai gorila dengan
taring dan kuku-kuku tajam seolah-olah siap untuk mengoyak jantungku.
" Ma'af kisanak, saya hanya meminta izin berkunjung ke tempat ini,
sudikah kiranya kisanak bisa mengantarkan saya ke penguasa di sini,"
jawabku.
" Baiklah, aku patih Rekso, adi pati alam hunian bawah air diutus sang
putri Kencana untuk menyambutmu.
Konon tiap lokasi tempat pasti memiliki penguasa masing-masing.
Setelah beberapa meter berjalan lama, aku melihat banyak wujud-wujud
bangunan klasik yang berbeda, ada yang terbuat dari kayu, batu-batuan
mulia, sampai bahan yang tidak bisa ditemukan dimanapun. Aku berjalan
menyelusuri lorong-lorong, suasana agak berbeda terlihat samar tidak
begitu terang. Tampak juga wujud-wujud lelembut yang amat menyeramkan
dan menakutkan hati. Namun di sana memiliki aturan yang jelas sehingga
terlihat beberapa makhluk dirantai dan dicambuk, mungkin karena mereka
telah berbuat kesalahan. Andai aturan ini bisa diterapkan di alam
manusia. Aku terbayang beberapa koruptor yang berjalan bebas meski
telah menjual negara dan menggerogoti kekayaan rakyat.
Tiba saatnya aku sampai di sebuah bangunan yang megah terbuat dari
emas dan berlian. Mataku tertuju pada perwujudan yang luar biasa
agung. Jantungku berdebar kencang seolah-olah aku larut dalam
kegalauan hati. Tampak banyak prajurit dengan wajah yang menakutkan
berbaris di setiap sisi-sisi bangunan. Mungkin ini istana hunian,
pikirku. Tiba-tiba dadaku terasa sesak sekali, seolah-olah ada yang
menghantam kuat melalui energi dahsyat.
Ada apa ini....? Aku langsung melakukan aji langlang buana dan tapak
geni untuk menolak dan menjaga kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
Terlihat samar-samar sosok putri cantik dengan memiliki pancaran
wibawa yang agung. Aku agak tercekat ketika melihat pemandangan yang
janggal, yaitu terdapat mata diantara bagian anggota tubuh yang
lainnya, diantara kedua alis dan tangan-tangan yang agak panjang mirip
laba-laba raksasa.
" Aku penguasa wilayah ini, aku putri Kencana."
Sudah lama aku menunggu kedatanganmu. Tak terasa terjadi percakapan
panjang antara aku dengan putri Kencana tentang kejadian goro-goro
yang akan menimpa nusantara pertengahan tahun depan. Setelah itu, aku
diajak berkeliling di sekitar istana, sampai suatu ketika datang Ki
Ahmad, guru spritual pak Asor. Ki Ahmad mengajak aku kembali ke alam
manusia. Aku pun sadar ternyata selama ini aku sudah disesatkan oleh
penghuni ghaib dengan keindahan dan keseraman yang mempesona. Tidak
terasa aku hampir tersesat 9 hari, padahal aku merasa hanya 1 jam.
Dari pengalaman tersebut, kini aku semakin mantap dan hati-hati dalam
menyingkap tabir alam ghaib. Janganlah sekali-kali kita terlena oleh
kemewahan dan kemegahan yang tampak di alam ghaib, karena semua itu
bisa menyebabkan taruhan nyawa

Daun Salam Dapat Berjalan Menggemparkan Penduduk Jawa Barat

Ditulis Oleh Hendy Koeswara
Tuesday, 11 August 2009

Daun Salam Ajaib
Tepatnya Kamis pagi tanggal 14 Mei 2009, penduduk di Jawa Barat (Jabar) khususnya yang tinggal di Kabupaten Indramayu, digemparkan atas munculnya fenomena alam sangat fantastic. Sehelai daun salam, secara menakjubkan mampu berjalan, tepatnya merayap layaknya seekor belalang. Tingkah daun yang biasa untuk campuran bumbu penyedap ini ditanggapi sebagian warga yang menjejali rumah Ny. Jueriyah (64) dengan senyum geli, sebagian penonton lainnya berdecak kagum serta sebagian lainnya lagi dibuat terheran-heran.
Tidak pelak lagi, sugestipun langsung bertunas, layaknya peristiwa yang mengawali popularitas Ponarih seorang bocah yang mendadak digelari dukun cilik dari Jawa Timur itu. Tidak jelas si pencetus idenya, daun salam itupun direndamkan ke dalam air PDAM (mentah) sebanyak satu pasu, tetapi bukan untuk dimasak, melainkan semata-mata untuk ikhtiar.
Air rendaman daun salam itupun jadi rebutan. Penduduk yang sudah tersugesti, serta merta beli botol plastik minuman mineral. Air mineral dibuang atau diminum lalu diisi dengan air dari dalam pasu yang sudah direndami daun salam. Sebelum meninggalkan lokasi, mereka secara sukarela memasukkan lembaran uang kertas ataupun uang logam ke dalam toples besar yang sengaja disediakan Jueriyah di dekat pintu keluar. Hanya dalam hitungan menit, toples itupun sudah tidak sanggup lagi menampung uang kertas dan uang logam pemberian warga.
Peristiwa yang menggemparkan penduduk di Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Jabar) itu mendadak menjadi buah bibir sehingga, cukup menggunakan "iklan" dari mulut ke mulut, pendudukpun datang secara berbondong-bondong. Mereka datang dari lingkungan sekitar bahkan hingga dari berbagai penjuru Jabar. Karena tingkahnya yang dapat merayap di dasar toples, tak sungkan-sungkan pendudukpun menyebutnya sebagai daun salam "ajaib", lantaran sangat tidak lumrah.
Daun salam ajaib itu sekilas menyerupai bentuk belalang kantung atau biasa disebut walang cantung berwarna hijau, hal itu jika menilik dari bentuknya terutama pada tangkai daun di sisi kiri-kanannya terdapat helai gerigi daun mirip sirip atau tepatnya mirip kaki belalang. Pada masing-masing sisinya itu terdapat tiga gerigi, sehingga seluruhnya sebanyak enam buah "kaki".
Khabar yang begitu cepat menyebar, tak luput menggugah minat "Misteri" untuk melakukan investigasi langsung ke lokasi. Setibanya di lokasi sekitar pukul 15.00 WIB, dan rumah sederhana milik Jueriyah itupun nyaris tidak sanggup menampungnya. Terpaksa, mereka yang ingin mendapatkan air "keramat" atau yang hanya ingin menyaksikan tingkah daun salam ajaib, mesti rela antri di halaman rumah.
Keberadaan daun salam dapat berjalan itu langsung mempopulerkan nama Jueriyah yang tercatat penduduk Blok II, Desa/Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu. Nenek renta itu mendadak popular layaknya dukun cilik Ponarih dengan batu petirnya.
Semakin lama, jumlah penduduk yang datang terus bertambah banyak, akibatnya, rumah bernomor 23 terletak di RW.01 RT.02 itu kebanjiran manusia yang tertarik ingin membuktikan informasi berbau mistis itu.
Sejumlah orang yang berhasil mendapatkan air rendaman daun salam, punya harapan yang berbeda, tidak semuanya berharap air tersebut punya kekuatan sebagai obat alternatif, namun tidak sedikit yang menjadikan air tersebut untuk jimat khususnya bagi pedagang sayur-mayur, baik pedagang yang datang dari satu kecamatan setempat maupun pedagang sayur dari pasar Jatibarang yang jaraknya 30 kilo meter (km) dari rumah Jueriyah.
Makin banyak yang datang, tentu saja membuka keuntungan makin meruah bagi Jueriyah. Dan wanita renta itupun memetik keberuntungan dari hasil sedekah warga yang meminta air rendaman daun salam. Bahkan, beberapa jam berikutnya, toples yang sengaja disediakan di ruang tamu itu sudah penuh terisi uang kertas maupun uang logam dan uang itu mesti dipindah ke tempat lain agar toples tersebut dapat diisi kembali.
Alhasil, Jueriyah tertimpa hokki (keberuntungan) gara-gara beli seikat daun salam yang salah satu helai daunnya punya keganjilan. Menurut Jueriyah, temuan kontrofersinya itu tanpa diawali firasat apapun apalagi firasat yang aneh-aneh layaknya orang lain yang akan mendapatkan hokki.
Seperti biasanya, setiap pagi wanita renta itu belanja keperluan dapur di pasar Jatibarang. Diantara sayur-sayuran yang dibeli, Jueriyah tidak lupa beli seikat daun salam. Daun ini, bagi kalangan ibu rumah tangga, biasa digunakan sebagai pelengkap bumbu masakan agar muncul efek aroma dan rasa yang khas.
Setibanya di halaman rumah, sahelai daun salam itu mendadak jatuh ke kolong gerobak pedagang sayur yang sedang mangkal. "Karena sayang, daun itupun mau saya ambil. Eh, ternyata daun itu merayap menjauhi ujung jari tangan," kata Jueriyah.
Awalnya dia menduga gerakan helai daun salam itu akibat tersapu angin. Secara kebetulan, lokasinya berada di bahu jalan raya Lingkar Selatan (ring road) Widasari, dimana kendaraan umum tak pernah henti hilir mudik setiap detik. Didorong penasaran, Jueriyah berusaha mengejar. Untuk mengejarnya, Jueriyah terpaksa memutari gerobak dan saat itulah dia langsung tercengang.
Tanpa bantuan apapun, dia melihat gerigi berbentuk kaki tangkai daun tersebut bergerak secara berirama layaknya sedang berjalan sehingga helai daun itupun bergerak cukup cepat sampai akhirnya berhasil dipungut dan dimasukkan ke dalam toples. Di dalam toples itupun, dia kembali mencermati dan semakin jelaslah kalau helai daun salam itu memang sedang merayap mengelilingi dasar toples layaknya seekor belalang.
Berawal dari sinilah, tanpa dilakukan promosi, hanya informasi dari mulut ke mulut, hanya berselang beberapa jam saja, masyarakat berbondong-bondong datang dari berbagai penjuru desa bahkan dari luar kecamatan tertuju ke rumah sederhana milik Jueriyah.
Entah siapa yang memulai, diantara decakan kagum itu, mendadak banyak orang minta daun itu agar direndam ke dalam air, lalu pengunjungpun berebut mengambil air rendaman daun salam itu menggunakan botol bekas air mineral.
"Ya istilahnya kami hanya coba-coba saja, siapa tahu ada manfaatnya," kata Sarmana (40) sambil menutup botol plastik yang sudah diisi air rendaman daun salam.
"Biasanya, yang aneh-aneh itu punya berkah," kata Tarim (36) juga meminta air rendaman daun salam menggunakan jerigen kecil.
Sarmana mengaku anak bungsunya kini sakit keras dan sudah dibawa ke Puskesmas, namun belum mendapatkan kesembuhan. Dia berharap mendapat penyembuhan dari ikhtiar rendaman daun salam. Sebagai timbal baliknya, baik Sarmana dan warga lainnya memberi sedekah seikhlasnya ke dalam toples besar yang sengaja disediakan Jueriyah.
Kalaupun diyakini punya kharomah, kenyataannya sampai saat ini belum ada laporan resmi dari mereka yang sudah menggunakan air tersebut, apakah keluarganya sudah sembuh atau malah lebih parah penyakitnya.
Terlepas ada tidaknya kekuatan supranatural, realitanya, penduduk tidak mau perduli atau bahkan tidak berupaya memadukan keajaiban tersebut dengan logika atau akal sehatnya. Bagi mereka, dengan keterbatasan wawasan agama, mereka langsung meyakini, daun tersebut punya kekuatan di luar akal sehat. "Kalau tidak ada apa-apanya, lalu mengapa selembar daun salam dapat berjalan. Kami yakin, di dalamnya dihuni mahluk halus sebangsa jin," tegas Enjo (50).
Enjo berkeyakinan, jin tersebut sengaja memasuki rongga pada helai daun salam, semata-mata untuk menyebar berkah bagi manusia. Seperti halnya manusia, jin pun mendapat tugas dari Tuhan untuk beribadah, dan menebar berkah salah satu bentuk ibadahnya jin.
Komentar senada juga dilontarkan Ratinih (46) yang dihubungi di sekitar lokasi. Janda paruh baya yang kini tengah mengasuh anaknya yang sakit lumpuh itu, tidak perduli apapun pendapat orang. Karena selama ini banyak orang percaya terhadap kekuatan obat dokter ternama, kenyataannya, tidak mampu memulihkan kondisi anaknya. Sejak itu, Ratinih tidak mau lagi pilih-pilih dalam melakukan ikhtiar, karena siapa tahu, air rendaman daun salam itulah obat yang diberikan Allah untuk kesembuhan anaknya.
Booming daun salam ajaib mendapat tanggapan serius kalangan ulama Widasari, salah satunya Ustadz Ahmad Royani Kholil. Ahmad Royani Kholil yang kini mengasuh Pondok Pesantren Shalafiyah "Al Ma'shumy" Widasari berkeyakinan, hal tersebut bukan termasuk fenomena melainkan hanyalah peristiwa biasa. Cuma masyarakat melihatnya kurang teliti dan kurang seksama. Gerigi pada sisi kiri-kanan helai daun salam itu bukan kaki melainkan binatang kecil yang baru menetas.
"Secara naluri, binatang yang baru menetas akan berupaya untuk bergerak. Gerakan binatang inilah yang menyebabkan helai daun salam bergeser sehingga seakan-akan mampu berjalan," kata Ahmad Royani.
Yang mengkhawatirkan menurutnya, justru karena lemahnya iman, menyebabkan orang terjerumus pada perbuatan musyrik. Ahmad Royani berharap, pihak terkait agar secepatnya melakukan tindakan penyelamatan aqidah ummat Islam dari dampak peristiwa tersebut. Sebab, pihak terkait khususnya yang terkait langsung dengan dakwah dan bagian urusan keagamaan punya hak untuk melakukan semacam tes terhadap daun yang sudah dianggap keramat oleh masyarakat.
"Pihak terkait tidak bisa hanya menjadi penonton, ketika ummat Islam dihadapkan pada kondisi yang rumit ini. Secara hukum agama, aparat yang diam sama saja sama dengan membiarkan jalan musyrik dan dosanya sama dengan pelaku musyrik itu sendiri," tegas Ahmad Royani.
Apa pendapat pakar supranatural terkait peristiwa sangat langka dan ajaib itu? Ustadz Dasman Zulkarnaen (40) salah seorang pakar supranaturalis penduduk Blok Indahsari, Desa/Kecamatan Widasari menuturkan, atas inisiatifnya sendiri dia melakukan terawangan (deteksi gaib), dan ternyata hasilnya negatif.
"Tidak ada unsur-unsur gaib apapun pada daun salam yang menghebohkan itu. Hanya saja kami tidak bisa menjelaskannya secara ilmiah," kata Dasman Zulkarnaen.
Menurut Dasman Zulkarnaen, supranatural atau alam gaib tidak semudah itu dalam penampakkan diri. Laki-laki beranak dua yang sudah malang melintang di dunia maya itu, mengaku sudah tidak asing lagi dengan tingkah bangsa jin dalam upaya membelokkan akidah ummat manusia. "Namun prosesnya tidak sesederhana itu. Dalam arti, jin akan membuat ulah di depan manusia dengan cara menghuni pohon besar," urai Dasman Zulkarnaen.
Diuraikan lebih panjang, biasanya, pada saat-saat tertentu, manusia tanpa sengaja menyaksikan penampakkan sesuatu kejadian aneh di sekitar pohon besar itu. Lambat laun, orang yang lemah imannya melakukan pemujaan atau meminta berkah kepada penghuni pohon besar itu. Dengan demikian, sulit dipercaya ada jin yang menempati rongga sehelai daun salam, meskipun bagi mahluk halus sebangsa jin hal itu bisa saja dilakukan.
Sama halnya Ratinih dan lainnya, Jueriyah pun tidak mau memperdulikan apa pendapat orang tentang daun salam ajaib itu. Yang pasti, dia sudah mendapatkan anugerah atas keajaiban daun salam miliknya. Meskipun tidak sedahsyat dukun cilik Ponarih, kini Jueriyah sudah bisa menikmati uang pemberian penduduk yang datang ke rumahnya.
Anugerah itupun, menurut keyakinannya sebagai wujud dari istiqomahnya dia menjalankan ziarah ke tempat keramat. Selama bertahun-tahun Jueriyah menjalani kegiatan religi ziarah ke makam Abah Anom di daerah Suryalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. "Setiap datang ke makam keramat Abah Anom, saya selalu berdoa supaya mendapatkan berkah dan kelancaran rezeki. Barangkali inilah jawaban Allah atas doa saya selama ini," kata Jueriyah.
Jika rezeki yang diterimanya nanti ada lebihannya, dia berniat tidak akan dihabiskannya sendiri, melainkan sebagian rezeki itu akan dibelanjakan untuk memakmurkan sarana ibadah. Dia yang selama ini hidup dalam kubang kemiskinan, juga berniat akan membantu meringankan penderitaan orang lain yang punya nasib sama dengan dirinya.
Sayangnya harapan itu sulit terwujud, pasalnya, selang sehari berikutnya, ketika ruang tamu dan halaman rumahnya sudah dipadati pengunjung, salah seorang diantara mereka, tiba-tiba menggeram layaknya sedang kesurupan atau seseorang sedang menahan murka. Kejadiannya sangat cepat dan tidak dapat dicegah, laki-laki tersebut merebut toples berisi daun salam ajaib itu. Tutupnya dibuka lalu daun salam itu dia pungut. Daun tersebut diletakkan di atas lantai ubin lantas diinjak-injaknya penuh nafsu sampai hancur.
Selesai melakukan aksinya, laki-laki yang identitasnya tidak diketahui itupun seakan tanpa merasa bersalah langsung ngeloyor pergi meninggalkan kerumunan orang lalu naik angkutan umum menuju ke arah Jakarta. Siapakah laki-laki tersebut? Tak ada seorangpun yang tahu, sama misteriusnya dengan keberadaan daun salam itu sendiri.***